Harap Tunggu ....
Bondowoso - Kamis sore (12/08/2022), tim mahasiswa KKN 274 Unej dalam bimbingan Ibu Mrr. Ratna Endang W.S.S., M. A, membantu praktek dan edukasi wirausaha pupuk bokashi Eco Enzyme kepada warga Sumberpandan, Bondowoso. Praktek dan edukasi dipandu oleh Kader Lingkungan Kec. Bondowoso, Ibu Wahyu Riskianur. Di lapangan, hadir langsung Kepala Desa Sumberpandan, Bapak Arif Lutfi Chandra beserta beberapa Kader desa. Tidak hanya itu, perwakilan tim KKN Unej dari desa Kabuaran, Dawuhan, dan Pekauman turut hadir dan juga membantu jalannya pelaksanaan.
Ide pembuatan pupuk berawal dari rutinitas warga desa Sumberpandan, terutama peternak sapi yang membuang kotoran sapi di sungai. Menurut info salah satu Kader desa, Windawati, hal tersebut karena warga kebingungan mengenai lokasi pembuangannya.
"Di sini dek, limbah kotoran sapi pasti dibuang ke sungai. Sederhananya, karena tidak ada lahan TPA sehingga mau tidak mau dibuang ke sungai meskipun tidak semua, yang membuang ke sungai biasanya yang rumahnya dekat dengan sungai," ujarnya.
Sejak awal mendengar isu tersebut, kelompok KKN 274 Unej, mengusung ide pemanfaatan potensi desa Sumberpandan, yaitu limbah kotoran sapi untuk dijadikan pupuk sebagai media tanam tinggi unsur hara yang dapat mendukung hasil panen para petani desa. Dengan kata lain, diharapkan adanya kerjasama antara peternak dan petani sebagai mayoritas pencaharian di desa Sumberpandan.
Program kerja berhasil dilaksanakan bersama Kader Lingkungan DLH Kec. Bondowoso, Ibu Wahyu Riskianur. Beliau menginstruksikan mahasiswa untuk praktek pembuatan pupuk sekaligus edukasi mengenai pupuk bokashi Eco Enzyme.
"Bokashi kali ini berbahan dasar kompos atau kohe (teletong sapi), sebagai dekomposernya kami menggunakan Eco Enzyme (EE) ditambah gula merah. Difermentasi minimal 1 minggu, lebih lama lebih bagus, semisal mencapai 47 hari atau 2 sampai 3 bulan. Semakin lama proses fermentasi, pupuk bokashi semakin bagus. Jadi nanti hasil komposting semakin kaya akan unsur hara yg baik untuk tanaman," ujar beliau.
Pembuatan pupuk bokashi memerlukan waktu yang relatif singkat dengan bahan bahan yang mudah ditemui di masyarakat maupun toko pertanian. Selain kotoran sapi, bahan-bahan yang digunakan antara lain Eco Enzyme, molase, sampah dedaunan, bekatul, dan serbuk gergaji atau sekam bakar. Langkah pertama, mencacah dedaunan guna memberikan kemudahan proses fermentasi. Lalu campurkan semua bahan nya bertahap dan aduk hingga tercampur rata.
Dekomposer yang digunakan, Eco Enzyme, prosesnya cukup mudah dilakukan. Bahan-bahannya pun mudah didapat, di antaranya limbah sayur atau buah-buahan yang dicampur dengan molase, bisa juga dengan larutan gula merah. Langkah-langkahnya yaitu menyiapkan bahan dengan perbandingan 1 : 3: 10 (kulit buah : gula merah : air). Kemudian, semua bahan dimasukkan ke dalam botol dan pastikan semuanya tercampur rata.
Manfaatnya pun beragam, selain sebagai dekomposer pupuk, Eco Enzyme juga digunakan sebagai pembersih WC, obat luka, disinfektan, dan juga aplikasi ke tanaman seperti perendaman bibit.
Dengan adanya edukasi dan praktek pembuatan pupuk ini diharapkan warga dapat mengerti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya mengelola sampah organik menjadi produk bermanfaat.
Potensi Wirausaha Pupuk Bokashi Desa Sumberpandan
Selain praktek, edukasi pemanfaatan pupuk bokashi juga dilakukan oleh tim gabungan mahasiswa dan kader lingkungan. Saat ditanya mengenai potensi kebermanfaatan pupuk bokashi, Ibu Wahyu Riskianur mengatakan bahwa selain digunakan secara langsung oleh petani, pupuk juga bisa dimanfaatkan untuk wirausaha.
"Pupuk yang sudah jadi bisa kita pasarkan misalnya bekerja sama dengan kios pupuk. Selain itu, bisa jual ke Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk bantu budidaya tanaman organik. Tapi kalau memang warga ingin digunakan sendiri untuk dicampurkan ke lahan sawah silakan saja, demi hasil panen yang baik pula," ujar beliau.
Rencananya pada masa yang akan datang, Ibu Wahyu Riskianur bersama tim kaderling akan terus berkoordinasi dengan desa Sumberpandan untuk membahas kelanjutan proses pembuatan dan pengelolaan mandiri Eco Enzyme, serta membuat tim dari desa supaya nantinya mengelola pupuk secara berkelanjutan.
https://unej.ac.id